28 Agu 2014

AL-QUR’AN, MUTIARA YANG TERSERAK DI TENGAH LAUTAN BUKU


Oleh : Irma Irawati
Alangkah bahagianya seorang muslim di negeri ini. semua fasilitas ibadah begitu mudah dicari. Bahkan untuk bisa mengaji, mengkaji dan menghayati al-Qur’an, muslim di Indonesia ini begitu dimanjakan. Coba saja jalan-jalan ke toko buku atau ke pameran buku. Stand-stand yang menawarkan al-Qur’an bisa kita temui hampir di setiap sudut. Seperti jamur di musim penghujan. Beneran lah, nggak lebay. Mulai dari al-Qur’an yang dilengkapi dengan tafsir klasik, tafsir kontemporer, tafsir yang khusus membidik kaum wanita dengan sampul manisnya yang ekslusif, bahkan al-qur’an versi anak-anak pun tinggal pilih. Mau yang per juz, disertai tafsirnya yang mudah dipahami anak, atau al-qur’an perjuz dengan beragam ukuran yang sangat memudahkan anak-anak untuk menghafal al-Qur’an. 

Selain itu, al-qur’an versi digital juga begitu mudah dicari. Tentu dengan beragam versi dan harga juga. Semakin mahal, pastilah semakin canggih. Belum lagi aplikasi iQur’an di smartphone yang tinggal unduh. Bahkan bisa memilih qaari’ nya sesuai selera. Mulai dari Imam besar Masjidil haram, seperti Sudays, Maher Al-Muaiqly, Hani Rifa’I, Suraim, dan deretan panjang imam-imam lainnya. Dan tak kalah canggihnya, kita bisa sekaligus belajar tajwidnya. Lengkap dengan contoh suara bagaimana cara membacanya yang benar.  

 Ah, muslim Indonesia… nikmat manakah lagi yang bisa kita dustakan? Masihkan kita malas-malasan untuk mengaji barang satu ayat dua ayat? Karena kini, tak mesti menenteng al-Qur’an ke mana-mana. Saat antre di manapun, kita bisa ngaji lewat smartphone di tangan. Atau kalau nggak ada juga, al-Qur’an kecil begitu bertebaran di muka bumi Indonesia ini. Mulai dari yang imut-imut sampai  yang segede bantal. Bahkan untuk yang ingin belajar terjemah perkata, juga ada. Masih adakah alasan lainnya? Apalagi mengingat saudara kita di belahan bumi yang lain, seperti Mesir dan Palestina. Saat tanah air mereka tengah diuji dengan serbuan senjata di mana-mana, mereka masih bisa tilawah. Mereka tilawah di tengah kepanikan, di sela-sela persembunyian.
Iih apa sih, kok saya jadi nyambung ke situ yaa? Iya, ini mah buat evaluasi diri kita aja, khususnya saya. Yang terkadang terlalu asyik dengan tumpukan novel, sedangkan al-Qur’an yang indah itu menunggu dengan sabar untuk disentuh dan dikaji. Belajar dari saudara-saudara di belahan bumi lain yang tetap mengaji di tengah kepanikan itu, membuat saya jadi maluu, gitu deh. Saya, sebagai muslim Indonesia yang dimanjakan fasilitas beragam al-Qur’an yang keren-keren itu, kok ngaji semau-maunya. Begitu aja sih maksudnya mah.
Nah, kembali ke tema al-qur’an yang beragam tadi, sebetulnya al-Qur’an di negeri kita ini ibarat mutiara yang terserak di tengah lautan buku. Semua sudah tersedia sesuai kebutuhan. Tinggal kita pilih saja. Lalu kalau ditanya, mau al-Qur’an yang seperti apa lagi sih rakyat Indonesia ini, biar ngajinya tambah rajin,dan ibadahnya tambah getol? Saya sebagai rakyat Indonesia, ngacung setengah telunjuk aja yaa. Euuh, anuu… saya mau al-Qur’an yang lengkap dengan ma’tsurat dan doa-doa pilihan. Saya yang kudet atau nggak gaul kali yaa? Rasa-rasanya, saya belum nemu deh, al-Qur’an yang ada al- ma’tsurat dan doa pilihannya. Biar sekalian aja gituu, habis tilawah sore-sore atau pagi, langsung nyambung dengan doa dan dzikir. Begitu aja deh kayaknya. Moga-moga, ada penerbit yang berkenan untuk membuat al-Qur’an yang demikian. Soalnya ma’tsurat yang dibuat kecil-kecil itu, suka lupa nyimpen. Dan akhirnya hanya dibaca sebisa-bisa dan seingat-ingatnya.

Eh tapi, yang paling penting dari itu semua, bagaimana kita memahatkan al-Qur’an di dalam hati. Hingga bacaan al-Qur’an tidak sebatas kita baca dan hanya sampai ke tenggorokan. Melainkan  kita serapkan maknanya ke dasar hati dengan cara mengajak al-Qur’an berbicara, Istantiq bil qur’an. Dengan demikian, kita nggak perlu khawatir dengan ramalan  siapa gitu, yang bilang bahwa di akhir zaman ini, al-qur’an hanya akan tinggal tulisannya saja. Karena apa? Yaa, mungkin di antaranya hanya berlomba memperindah al-Qur’an tanpa menghujamkan maknanya ke dalam hati dan mengamalkannya dalam tingkah keseharian. Wallahu a’lam.        


Tulisan ini diiukut sertakan dalam lomba blog Pameran Buku Bandung dan Syaamil Qur'an







 

3 komentar:

  1. Saya baru dengar istilah: Istantiq bil qur’an. Itu maksudnya apa, teh?

    BalasHapus
  2. Teh Yas : Istantiq bil qur'an itu perkataannya sayyidina Ali. Anjuran untuk berbincang dengan al-Qur'an. artinya : Bicaralah dengan Al-Qur'an!

    BalasHapus
  3. Borgata Hotel Casino & Spa Review - Dr.MCD
    Borgata 문경 출장안마 Hotel Casino & Spa has a great selection of slot machines, bingo, blackjack and poker. The casino also has a lot of 순천 출장샵 slots, table games, 영천 출장마사지 and a  의왕 출장샵 Rating: 2.5 · 경산 출장샵 ‎Review by Dr.Mcd

    BalasHapus