2 Feb 2013

Untuk Buah Hatiku, MAA TA’BUDUUNA MIM BA’DIY (1)













“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’kub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “apa yang kamu sembah sepeninggalku?”Mereka menjawab, “kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepada Nya” (Q.S. 2:133)


Maa Ta’buduuna mimbadiy? Apa yang akan kau sembah sepeninggalku? Begitulah pertanyaan Nabi Ya’kub as, terhadap putra-putranya. Tentu saja, sangat boleh jika kita ingin mengajukan pertanyaan serupa pada buah hati kita. Pertanyaan singkat, yang jawabannya harus terealisasi seumur hidup.


Pertanyaan itu juga yang ingin kusematkan pada jiwa-jiwa kalian yang fithrah, duhai buah hatiku. Dan lewat tulisan ini juga, ibumu ingin mengabadikan kehidupan kalian, sejak kehadiran kalian di bumi ini. Semoga kalian akan selalu teguh berjalan sesuai rambu-rambu yang telah diatur oleh yang Maha menciptakan kita. Pijakkan kakimu dan berjalanlah mengelilingi hamparan bumi yang luas ini, dengan tetap berpegang pada tali Allah SWT yang telah diwariskan oleh Rasulullaah SAW, yakni al-Qur’an dan As-Sunnah.






1. Fityan Ibadurrahman Asy-Syahid






18 Apri 2002


18 April 2012, sepuluh tahun lalu, Ummi dan Abi merasakan kebahagian yang tak terhingga dengan hadirmu, bayi mungil bermata sipit. Kamu begitu kecil dan ringkih, beratmu hanya 2400 gr. Kecil bukan? Karena usiamu di kandungan Ummi belum cukup bulan. Kelahiranmu lebih cepat satu bulan dari yang diperkirakan. Tapi kecil badanmu tak menjadi masalah, karena kamu sehat dan kuat nak.


AA syahid sayangku, hari ini bulan apri 2012, baru kemarin rasanya ummi melihatmu meronta di deretan bayi-bayi mungil yang baru satu jam hadir di bumi ini. Baru kemarin rasanya ummi mendengar tangisan pertama mu, menyuapi bubur susu, mengganti popok, mengajarimu mengatakan Allah, Abi dan Ummi, dan aah… semuanya serasa baru kemarin. Ternyata kini, kakimu sudah semakin lincah menapaki usia 10 th. Kau telah belajar menjadi hambaNya sayang, menjalankan tugasNya mencari ilmu sejak dari buaian. Kau lewati masa-masa indah pelajaran berteman di kelas play group mu, mewarnai qalbu mu di ruang kelas TK yang penuh keceriaan, merajut silaturahim di lingkungan pondok tahfidz, melukis pelangi di ruang sekolah, hingga kini duduk di kelas 5 SD. Membuatmu bertambah kaya dengan arti persahabatan, mengajarimu variasi hidup di luar rumahmu. Bahwa ada selain dirimu, selain Ummi dan Abimu yang memperhatikanmu, mencurahkan kasih sayangnya kepadamu, merekalah guru-gurumu, Cinta. Merekalah teman-teman kecil mu.






Kenanglah Tahun Demi Taun Yang Kau Lewati






Saat Usiamu 1 tahun, sayang.


Kau mulai berjalan meski tertatih. Rumah kita juga terasa semarak dengan celotehmu. Setap jengkal perkembanganmu tak pernah lepas dari pantauan ibumu ini. Bahkan saat ada sedikit saya yang terasa ganjil, kami langsung membawamu ke tumbuh kembang. Dari tumbuh kembang juga, kami jadi tahu bahwa ada satu tahapan yang kamu lewati. Merangkak. Ya, kau tidak merangkak nak.













Saat Usiamu 5 tahun sayang,






Kata orang kau terlalu kecil untuk bisa duduk di bangku kelas 1 SD.Tapi kau telah membuktikannya pada Ummi dan Abimu, kepada guru dan teman-temanmu. Karena kau ternyata mampu melewati berbagai test syarat masuk SD. Ah sayang, bahkan katanya kau punya nilai 130 untuk tingkat kecerdasanmu. Memang, orang lain banyak yang lebih dari itu.Tapi ummi juga bangga dengan mu. Semoga kau bisa menggali fotensi yang ada di lautan jiwamu sebagai khalifahNya di Bumi.





Usia 6 tahun sayang,









Kau kembali harus belajar adaptasi, kepindahan abi ke luar Bandung,...membuat Ummi terpaksa memindahkanmu ke pesantren. Dan ternyata kau menikmatinnya.Bahkan lebih dari itu. Ummi banyak mengambil pelajaran darimu. Ternyata bibir mungilmu telah menghapal surat-surat dari Allah. Dengan tulusnya kau katakan bahwa dengan hafalan Qur'an mu kau ingin memberikan mahkota buat Ummi dan Abi di SyurgaNya nanti.Mahkota yang lebih terang dari cahaya matahari. Ah Aa sayang..., semoga kau benar-benar bisa menjaga ayat-ayaNya nak! Begitu ikhlasnya kau harus tinggal di pondok, dengan didasari kesadaran bahwa harus ada yang mewakili keluargamu berlayar di lautan ilmu Allah yang terhampar begitu luas.






Usia 7 tahun sayang,





Semoga waktu yang kau lewati di pondok menjadi kendaraan yang akan membawamu menemukan mutiara-mutiara hidayah dari Nya, mengumpulkan serpihan-serpihan hikmah yang akan membuat jiwamu terang. Semoga kau tetap menjadi Dian yang tak pernah padam di tengah keluargamu, memberi warna di mana pun kakimu kau pijakkan. Semoga kau terus dilimpahi cintaNya,RidlaNya dan tak lepas dari pelukan Nya.Semoga keinginanmu untuk menjadi Imam Syafi'i di zaman ini dapat terlaksana. Semoga Allah menjaga matamu,telingamu, lidahmu,tangan dan kakimu. Seperti yang kau katakan pada Ummi tempo hari, bahwa matamu telah buta dari main PS, kupingmu telah tuli dari mendengar yang sia-sia, mulutmu bisu dari mengatakan kata-kata kasar.

Ah AA sayang...ummi sedih sebenarnya mendengarmu mengatakan itu. Bukan kah masa ini adalah masa yang indah untuk kamu bermain. Tapi ternyata, ada yang lebih menarik buatmu, lebih menarik dari benda segi empat yang tidak pernah berhenti menyiarkan acara anak-anak. Kau lebih tertarik dengan perjalanan ke Gunung bersama teman-teman pondokmu. Kau lebih tertarik dengan layanganmu, kau lebih tertarik berkuda. Tak apalah nak...meski bukan rumah kita yang menaungimu. Bukan kamarmu yang menemani tidurmu, tapi kau bahagia dengan persahabatan di sana, bahagia dengan warna-warni lukisan ilmu yang ditawarkan, semoga nak. Di Usia mu yang ke-7 ini jiwamu semakin kaya, semakin terang dengan cahayaNya.Amin. Selamat Ulang tahun sayang. Peluk cium dari Ummi dan Abi.


Usia 8 Tahun, 9 tahun, hingga saat ini menginjak 10 tahun, alhamdulillaah…kini AA sudah berkumpul lagi di rumah. Karena sesuatu hal membuat Ummi terpaksa menjemputmu dari pesantren. Selamat bergabung kembali di rumah mungil kita, sayang. Moga kamu tetap menjaga hafalan yang telah kamu usahakan selama di pesantren.






Dan kini, tinggal hitungan bulan, kakimu akan menginjak usia 11 tahun. Kamu suka sekali menggambar.









(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar