31 Okt 2013

Berkah Online



Oleh : Irma Irawati
Sebagai Emak Kurir, yang kerjaannya wara-wiri  ke sana ke mari mirip setrikaan, tapi juga punya impian untuk tetap menulis, saya sangat suka online. Baik saat di rumah maupun di luar rumah.  Terkadang kalau sudah asyik di depan notebook,  tempat duduk saya seperti dipasangi lem yang membuat saya merasa berat untuk bangkit. Ujung-ujungnya, saya jadi telat berangkat dan siap pontang panting dengan persiapan yang serba dadakan. Itu semua terjadi karena saya malas posting ini itu lewat  iPhone yang biasa saya pakai online.  Apalagi kalau harus kirim file lewat inbox facebook, atau mengunggah file berupa doc, di dinding sebuah kelas penulisan yang saya ikuti. Saya agak kesulitan kalau harus posting via iPhone.  Jadi saya sangat tergantung pada notebook, untuk posting memposting.
Tapi apa daya, kalau notebooknya segede tampah, saya malas menentengnya. Tak bawa notebook saja, gembolan saya udah seperti mau pulang kampung selama seminggu. Apalagi jika harus bawa notebook. Yaa, maklumlah emak kurir dengan bawa anak yang masih batita. Resiko si Emak , jika belum bisa lenggang kangkung alias hanya bergaya dengan tas fashion saat ke luar rumah. Karena terkadang, saya tetap harus bawa notebook segede tampah  itu agar tak  bengong di sela menunggu  atau untuk sekadar mengusir bosan.  
 Jadi ingat saat perjalanan ibadah haji tahun lalu, saya keukeuh  ingin membawa notebook. Karena saya mendengar pengalaman seorang teman, bahwa di sana nanti akan memiliki banyak waktu luang di sela menunggu kepulangan ke tanah air. Dengan degdegan karena takut kena razia, saya memasukkan notebook ke dalam koper. Selain kegedean kalau harus ditenteng, agak khawatir juga jika sebetulnya tak diperbolehkan membawanya. Saya betul-betul tidak tahu tentang peraturan ini. Menyesal juga tak sempat mencari info terlebih dulu. Jadilah saya harus sembunyi-sembunyi karena khawatir ada pelarangan seperti membawa cobek dan lain-lain (Hahaha... :). Jadinya saya berusaha menyembunyikan Notebook itu di tengah lipatan pakaian, dan memasukkannya terlebih dahulu ke dalam tas berbahan tebal.
lega setelah barang diperiksa
 
Singkat cerita, akhirnya selamatlah notebook  itu mengikuti perjalanan saya ke tanah suci. Meski sempat ketar-ketir juga melihat koper yang dilempar-lempar dari atap bus oleh para kuli berkulit hitam. Duh, moga-moga notebook saya aman sentosa di dalam sana, bisik hati saya saat itu. Dan alhamdulillaah, begitu koper itu sudah ada di hadapan saya, yang paling pertama diperiksa adalah kondisi notebook. Saat itu saya berpikir, seandainya ada notebook kecil dan lebih tipis, pasti saya bisa membawanya di  dalam tas selempang yang saya bawa selama perjalanan.
Kenyataannya, sangat beruntung sekali saya membawa notebook ke tanah suci. Karena memang betul, begitu selesai pelaksanaan haji dan kembali ke Maktab setelah lima hari  di Armina, kita akan banyak memiliki waktu luang. Bisa sampai dua minggu untuk menunggu keberangkatan ke Madinah. Nah, selama menungu itulah saya harap bisa menulis. Karena ternyata, kita tak terus menerus berdiam di masjidil haram.  Jarak maktab kami yang terletak di wilayah Bakhutmah, sekitar  3 km dari masjidil haram, membuat saya dan suami memilih  waktu ke masjidil haram, hanya jam tiga dini hari sampai pagi, dan menjelang ashar sampai isya. Jadilah siang hari menghabiskan waktu di maktab. Namun harapan saya untuk menulis, ternyata tak terwujud. Karena notebooknya terpaksa digunakan suami untuk menuntaskan pekerjaan. Karena ia bisa online dan tetap bekerja. Tapi meski demikian, saya tetap bersyukur, masih bisa menyelesaikan satu tas rajut dan membuatkan renda di pinggiran  kerudung untuk seorang teman sekamar.
 Selain itu, ada untungnya juga notebook itu digunakan suami. Ia jadi bisa browsing mencari hotel murah di sekitaran Masjidil Haram. Sampai akhirnya kami bisa cek in di Zamzam Tower yang ternyata bisa lebih murah lagi jika melakukan transaksi secara online. Waah, seandainya saya tak bawa notebook, mungkin kami  tak akan coba-coba browsing dan mendapat hotel bintang lima dengan harga murah. Lumayan kan, bisa dapat harga lebih murah dibanding teman-teman yang reservasi secara langsung.  Hehe, kami menyebut ini berkah online. Bahkan tak sampai di situ. Berkah online ini disusul dengan berkah lainnya. Saat suami saya sedang  mengurus kelengkapan data di front ofice, tiba-tiba ada seseorang menghampiri saya. Dia mengaku dari Jawa Timur, dan menanyakan harga kamar yang kami pesan. Ternyata, dia menawarkan  harga 50 persen lebih murah lagi. Karena dia punya dua puluh kamar sebagai jatah dia mengurusi haji plus. Tapi sayangnya, saya tak mau percaya begitu saja. Hehe, bukan suudzan, tapi saya harus tetap waspada. Karena kabarnya, banyak juga orang Indonesia yang tertipu oleh orang sebangsa dan setanah air.
Ternyata oh ternyata, sampai hari keempat saya di hotel. Saya kembali bertemu orang itu dan menunjukkannya pada suami. Kami mencoba kembali bertanya tentang kamar yang lebih murah itu. Gayung bersambut, masih ada empat kamar kosong yang hendak dia tawarkan. Jadilah selain kami bisa perpanjangan waktu untuk menginap di hotel, kami bisa menawarkan juga ke teman-teman. Bahkan kami juga dapat bonus lagi karena berhasil membawa teman. Sungguh anugrah tak terkira, bisa menginap di hotel yang berhadapan langsung dengan ka’bah.
Lobi hotel zamzam tower. gambar diambil dari sini

lokasi hotel yang langsung menghadap ka'bah


Pengalaman ini, saya jadikan pelajaran. Bahwa jika suatu saat saya kembali ke tanah suci, tak akan segan-segan membawa notebook. Apalagi jika notebook itu berukuran kecil dan lebih tipis seperti Acer E1 Sllim series
Asyiknyaa kalo bisa bawa notebook setipis ini
Saya tak ragu untuk membawanya di tas selempang. Saya yakin, pasti berguna untuk online di sana, selain untuk menulis. Bagi seorang Emak, membawa produk Acer ini   bisa juga berfungsi sebagai diary yang akan mengabadikan perjalanan. Kan asyik tuh, bisa tetap meng-update blog selama di tanah suci. Selain bercerita selama pelaksanaan ibadah haji, juga bisa berbagi cerita tentang kuliner, wisata belanja dan lainnya. Ibadah tetap nomor satu, tapi tak ada salahnya kan, kalau kita juga mengambil berkah online. Pokoknya mulai sekarang, perjalanan ke manapun, saya tak akan lupa bawa notebook. Karena saya nggak mau terbengong-bengong  sambil diliputi seribu penyesalan.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”

19 komentar:

  1. wa...notebooknya udah haji juga ya mak.. sukses untukmu mak ;)

    BalasHapus
  2. Hahaha.... sayangnya nggak dibawa thawaf dan masuk Armina. jadinya si Notebook belum jadi haji deh, :) Sukses juga untukmu ya mak Eda

    BalasHapus
  3. wah.. Subhanalloh yah mak.. pasti senang sekali sudah mampu brhji mengunjungi baitulloh.. saya ikutan deg2an baca ceritanya ^^b
    sukses yah mak

    BalasHapus
  4. Waah, aman tuh teh dibawa ke Mekah? Asiik, mudah2an bisa segera nyusul bisa ke sana buat ibadah umrah n haji sambil bawa E1-432 ini

    BalasHapus
  5. Mak Istiqamah... hihi, makasih Mak. Jadinya si Notebook saya agak2 retak gitu karena dilempar2 kali yaa. tapi lumayan laah masih tetap bisa dipake.

    BalasHapus
  6. Neng Efi... alhamdulillaah aman sentosa neng. apalagi kalo bawa aspire yaa. tambah aman karena bisa dipeluk-peluk di tas selempang. hehe. semoga Neng Efi bisa ke sana sambil bawa aspire yaaa

    BalasHapus
  7. Dooh, membayangkan si notebook yang dilempar-lempar di tanah suci... Syukurlah masih tetap utuh dan LCD-nya gak rusak ya, Mak :D

    BalasHapus
  8. Ya Allah membawa notebook slim ke tanah suci, semoga itu juga bisa terjadi sama saya, aamiin, do'ain ya teeehh ...
    Keren teh tulisannya ...:)

    BalasHapus
  9. Mak Tanti... alhhamdulillaah, hehe. jadi pengalaman heboh deh ini mah.

    BalasHapus
  10. Mak kakaakin ... itulaah, mungkin karena kedempet dan kelempar waktu itu, jadinya sekarang bingkai monitorna agak rapuh,hehe. coba kalo waktu itu ada aspire super slim, nyamaaan deh pastinya

    BalasHapus
  11. Mak Zaffara... aamiin, moga bisa ke sana sambil bawa aspire yaa. biar tetapbisa ngeblog dan share2 tulisan

    BalasHapus
  12. Harusnya yang ditenteng ke Mekah Saya tuuh, bukannya si lepi..hallaah ngarep
    Sukses ya Maak

    BalasHapus
  13. Wolooh, Mak Enny nya dicari-cari nggak ada. hehe. kalo berangkat lagi, kita barengan yaa, sambil nenteng si super slim yg keren ituuu :)

    BalasHapus
  14. Wah Teh Irma suka merendah. Postingannya bagus gini kok minder. Ayo terus ngeblooooog! :)

    BalasHapus
  15. Teh Niaaa, masih harus banyak belajar ke teh Nia pastinyaa, hehe :)

    BalasHapus
  16. Jury visit. Terima kasih sudah berpartisipasi.

    BalasHapus
  17. irma... uni tag ya untuk liebster award... numpang link ya...

    http://oenidian.blogspot.com/2014/06/liebster-award-mengenal-sahabat-lewat.html

    BalasHapus