Oleh : Irma Irawati
Alangkah
bahagianya seorang muslim di negeri ini. semua fasilitas ibadah begitu mudah
dicari. Bahkan untuk bisa mengaji, mengkaji dan menghayati al-Qur’an, muslim di
Indonesia ini begitu dimanjakan. Coba saja jalan-jalan ke toko buku atau ke
pameran buku. Stand-stand yang menawarkan al-Qur’an bisa kita temui hampir di
setiap sudut. Seperti jamur di musim penghujan. Beneran lah, nggak lebay. Mulai
dari al-Qur’an yang dilengkapi dengan tafsir klasik, tafsir kontemporer, tafsir
yang khusus membidik kaum wanita dengan sampul manisnya yang ekslusif, bahkan
al-qur’an versi anak-anak pun tinggal pilih. Mau yang per juz, disertai
tafsirnya yang mudah dipahami anak, atau al-qur’an perjuz dengan beragam ukuran
yang sangat memudahkan anak-anak untuk menghafal al-Qur’an.
Selain itu, al-qur’an
versi digital juga begitu mudah dicari. Tentu dengan beragam versi dan harga
juga. Semakin mahal, pastilah semakin canggih. Belum lagi aplikasi iQur’an di
smartphone yang tinggal unduh. Bahkan bisa memilih qaari’ nya sesuai selera.
Mulai dari Imam besar Masjidil haram, seperti Sudays, Maher Al-Muaiqly, Hani
Rifa’I, Suraim, dan deretan panjang imam-imam lainnya. Dan tak kalah
canggihnya, kita bisa sekaligus belajar tajwidnya. Lengkap dengan contoh suara
bagaimana cara membacanya yang benar.
Ah, muslim Indonesia… nikmat manakah lagi yang
bisa kita dustakan? Masihkan kita malas-malasan untuk mengaji barang satu ayat
dua ayat? Karena kini, tak mesti menenteng al-Qur’an ke mana-mana. Saat antre
di manapun, kita bisa ngaji lewat smartphone di tangan. Atau kalau nggak ada
juga, al-Qur’an kecil begitu bertebaran di muka bumi Indonesia ini. Mulai dari
yang imut-imut sampai yang segede
bantal. Bahkan untuk yang ingin belajar terjemah perkata, juga ada. Masih
adakah alasan lainnya? Apalagi mengingat saudara kita di belahan bumi yang
lain, seperti Mesir dan Palestina. Saat tanah air mereka tengah diuji dengan
serbuan senjata di mana-mana, mereka masih bisa tilawah. Mereka tilawah di
tengah kepanikan, di sela-sela persembunyian.
Iih apa sih, kok
saya jadi nyambung ke situ yaa? Iya, ini mah buat evaluasi diri kita aja,
khususnya saya. Yang terkadang terlalu asyik dengan tumpukan novel, sedangkan
al-Qur’an yang indah itu menunggu dengan sabar untuk disentuh dan dikaji.
Belajar dari saudara-saudara di belahan bumi lain yang tetap mengaji di tengah
kepanikan itu, membuat saya jadi maluu, gitu deh. Saya, sebagai muslim
Indonesia yang dimanjakan fasilitas beragam al-Qur’an yang keren-keren itu, kok
ngaji semau-maunya. Begitu aja sih maksudnya mah.
Nah, kembali ke
tema al-qur’an yang beragam tadi, sebetulnya al-Qur’an di negeri kita ini
ibarat mutiara yang terserak di tengah lautan buku. Semua sudah tersedia sesuai
kebutuhan. Tinggal kita pilih saja. Lalu kalau ditanya, mau al-Qur’an yang
seperti apa lagi sih rakyat Indonesia ini, biar ngajinya tambah rajin,dan
ibadahnya tambah getol? Saya sebagai
rakyat Indonesia, ngacung setengah telunjuk aja yaa. Euuh, anuu… saya mau
al-Qur’an yang lengkap dengan ma’tsurat dan doa-doa pilihan. Saya yang kudet
atau nggak gaul kali yaa? Rasa-rasanya, saya belum nemu deh, al-Qur’an yang ada
al- ma’tsurat dan doa pilihannya. Biar sekalian aja gituu, habis tilawah
sore-sore atau pagi, langsung nyambung dengan doa dan dzikir. Begitu aja deh
kayaknya. Moga-moga, ada penerbit yang berkenan untuk membuat al-Qur’an yang
demikian. Soalnya ma’tsurat yang dibuat kecil-kecil itu, suka lupa nyimpen. Dan
akhirnya hanya dibaca sebisa-bisa dan seingat-ingatnya.
Eh
tapi, yang paling penting dari itu semua, bagaimana kita memahatkan al-Qur’an
di dalam hati. Hingga bacaan al-Qur’an tidak sebatas kita baca dan hanya sampai
ke tenggorokan. Melainkan kita serapkan
maknanya ke dasar hati dengan cara mengajak al-Qur’an berbicara, Istantiq bil qur’an. Dengan demikian,
kita nggak perlu khawatir dengan ramalan
siapa gitu, yang bilang bahwa di akhir zaman ini, al-qur’an hanya akan
tinggal tulisannya saja. Karena apa? Yaa, mungkin di antaranya hanya berlomba
memperindah al-Qur’an tanpa menghujamkan maknanya ke dalam hati dan
mengamalkannya dalam tingkah keseharian. Wallahu a’lam.
Tulisan ini diiukut sertakan dalam lomba blog Pameran Buku Bandung dan Syaamil Qur'an
Saya baru dengar istilah: Istantiq bil qur’an. Itu maksudnya apa, teh?
BalasHapusTeh Yas : Istantiq bil qur'an itu perkataannya sayyidina Ali. Anjuran untuk berbincang dengan al-Qur'an. artinya : Bicaralah dengan Al-Qur'an!
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa Review - Dr.MCD
BalasHapusBorgata 문경 출장안마 Hotel Casino & Spa has a great selection of slot machines, bingo, blackjack and poker. The casino also has a lot of 순천 출장샵 slots, table games, 영천 출장마사지 and a 의왕 출장샵 Rating: 2.5 · 경산 출장샵 Review by Dr.Mcd