Oleh
Irma Irawati
Di
halaman awal sebuah buku, tak jarang kita temukan nomor keanggotaan IKAPI,
penerbit tersebut. Bagi pembaca, halaman itu mungkin tak begitu mendapat
perhatian. Tapi bagi penulis, itu penting banget. Jadi dia tahu bahwa bukunya
diterbitkan oleh penerbit yang merupakan anggota IKAPI
Memangnya apa sih IKAPI itu? Ngaruh ya buat penerbit? Ya iya laah, ya iya iya dong. Dari namanya saja langsung ketahuan, kan. IKAPI itu kepanjangan dari Ikatan Penerbit Indonesia. IKAPI merupakan asosiasi yang menghimpun penerbit buku seluruh Indonesia, dan hanya satu-satunya di Indonesia. Kalau merunut sejarahnya, IKAPI sampai sekarang ini sudah berdiri selama 63 tahun (waah, nggak pegel ya berdiri terus? Ups…). Bangga dong, Indonesia punya IKAPI. Jadi serasa memiliki sesepuh yang menaungi, membimbing dan mengarahkan agar para penerbit anggota IKAPI yang kini jumlahnya sudah 1.126 senantiasa berada dalam koridor yang disepakati sebagai anasir yang berjuang mencerdaskan bangsa. Jadi membayangkan kalau IKAPI itu seorang Kakek bijaksana, dikelilingi 1.126 cucu yang tak bosan menerima wejangan dan petuahnya.
Sepanjang
perjalanannya dalam mencerdaskan bangsa dan memajukan perbukuan nasional, IKAPI
mengacu pada konsep yang disepakati sejak 4 Juli 1956, yakni Panca Daya IKAPI,
sebagai dukungan terhadap perpustakaan Indonesia. Konsep tersebut yaitu :
1.
Usaha memperluas kesempatan membaca dan memperbesar
golongan pembaca dengan jalan mendirikan perpustakaan desa
2.
Usaha mengembangkan penerbitan buku pendidikan dan
pengajaran dengan menarik biaya alat pengajaran
3.
Usaha menyebarkan hasil cipta sastrawan indonesia
dengan jalan mengekspor hak cipta dan mengekspor buku
4.
Usaha melindungi hak cipta serta membantu penerbitan
buku universitas dan buku-buku kategori kesusastraan
5.
Usaha
mengembangkan industri grafika bagi keperluan pencetakan buku.
Nah
sudah jelas kan, betapa IKAPI memiliki peran besar dalam dunia penerbitan buku
di Indonesia. Jadi pengen sungkem deh kepada para leluhur yang sudah menguras energi
dan pikiran, sehingga IKAPI ini ada. Deuh jadi ingat pelajaran Bahasa Indonesia saat sekolah dulu.
Karena di antara nama besar pendiri itu, ada nama yang tak asing lagi di
telinga kita, yakni Syutan Takdir Ali Syahbana.
Dan
sekarang, bangga juga dong, pernah menyerap ilmu dari salah seorang pengurus
IKAPI, seperti Pak Bambang Trimansyah. Energi dalam dunia literasinya seperti
tak pernah habis. Sumbu semangatnya tak pernah padam. Terus menyala, meski
apinya ia bagi untuk menyalakan sumbu-sumbu di sekitarnya. Mulai dari skala daerah
sampai nasional. Bener-benar membanggakan dan patut diteladani.
Lalu
apa saja sih sepak terjang IKAPI dalam rangka mencerdaskan bangsa ini? Waah itu
sih jangan ditanyaa. Pasti bejibun lah. Kita bisa menikmati suguhan memuaskan
berupa pameran buku yang digelar berkali-kali dalam setahun, di setiap daerah
itu, atas prakarsa siapa coba? Ya, IKAPI. Bagi para penulis, yang ngasih award
itu siapa? Ya, IKAPI. Atau kalau ingin tahu peranan lebih luasnya, simak aja
visi misi IKAPI berikut ini :
Visi Ikapi
Menjadikan
industri penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri dan dapat berkiprah di pasar internasional.
Misi Ikapi
Ikut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya penciptaan iklim perbukuan yang
kondusif, pengembangan sistem perbukuan yang kompetitif, dan peningkatan
profesionalisme asosiasi serta para anggotanya sehingga perbukuan nasional
mampu berperan secara optimal demi mempercepat terbentuknya masyarakat
demokratis terbuka dan bertanggung jawab.
Cukup gamblang kan?..
Dan kalau mau lebih rinci lagi tentang sepak
terjangnya, kita bisa lihat-lihat
website IKAPI atau berkunjung langsung ke alamat ini:
Jalan Kalipasir, No. 32, Cikini Jakarta Pusat 10330
Telepon 021-31902532, 3141907
Faksimile 021-31926124, 3146050
E-mail : sekretariat@ikapi.org
Trus, kalau saya disuruh melamun dan berandai-andai
jika suatu hari jadi ketua IKAPI, wah kayaknya itu mah mimpi yang terlalu
tinggi. Kalau kata para abege urang Bandung mah, “Da akumah apa atuuuh, cuma bubuk ranginang,”. Jadi programnya nanti saja yaa, kalau saya
benar-benar ditunjuk jadi ketua IKAPI. Tapi
yang paling utama sih, saya akan berusaha semampu saya untuk membantu
mencerdaskan bangsa ini, melalui budaya membaca dan menulis dengan gerakan
sejuta perpustakaan. Di tempat-tempat umum sekecil apapun, harus tersedia
perpustakaan. Memberi penghargaan pada anak-anak yang cinta membaca, memberi
penghargaan pada perpustakaan dengan pengunjung terbanyak. Untuk memotivasi
agar para pegawai perpustakaan membuat acara semenarik mungkin sehingga
menyedot pengunjung dan menarik minat masyarakat untuk datang. Jika kebiasaan dasar membaca ini sudah
tertanam, maka program lainnya yang lebih keren, akan bisa diterapkan lagi.
Tulisan ini diikut sertakan pada Parade blog yang diselenggarakan oleh Syaamil Qur'an dan Pameran Buku Bandung
Tulisan ini diikut sertakan pada Parade blog yang diselenggarakan oleh Syaamil Qur'an dan Pameran Buku Bandung
hai mbak selamat berlomba ya... good luck
BalasHapusHai Mak Susan... Makasih banyak yaa, udah mampir
HapusAbdi resep bubuk rangginang, kadieukeun. Seepkeun ku abdi hahaha...
BalasHapusWaah pengetahuan baru bagi saya maak tentang IKAPI :)
BalasHapusterima kasih atas kunjungan yaa, Mak Rahmi :)
Hapussip mbk tulisannya.
BalasHapusMakasih Mak Naqi. saya juga salut dengan mak Naqi, bisa nunggu lahiran sambil terus menulis.kereen
BalasHapus